PENGGALAN NOVEL
LASKAR PELANGI
JUDUL : LASKAR PELANGI
PENULIS : ANDREA HIRATA
PENERBIT : PT BENTANG PUSTAKA
HALAMAN : 533 HALAMAN
TAHUN : 2017
Novel Laskar Pelangi menceritakan tentang
kisah nyata dari sepuluh anak yang tinggal di sebuah desa yang bernama desa
Gantung yang berada di Kabupaten Gantung, Belitung Timur. Mereka bersekolah di
sebuah SD yang bernama SD Muhammadiyah yang bangunannya nyaris roboh. Sekolah
itu nyaris oleh Departemen Pendidikan Kabupaten Sumatera Selatan , karena murid
yang bersekolah di SD Muhammadiyah tersebut tidak berjumlah 10 anak sebagai
persyaratan minimal. Ketika itu baru 9 anak yang menghadiri upacara pembukaan.
Kesembilan anak tersebut adalah Ikal, Lintang, Mahar, Sahara, A Kiong, Syahdan,
Kucai, Borek, dan Trapani. Akan tetapi, tepat ketika Pak Harfan Efendy Noor
(Kepala Sekolah SD Muhammadiyah) hendak berpidato untuk menutup SD Muhammadiyah.
Ada seorang ibu beserta anaknya yang bernama Harun datang untuk mendaftarkan
Harun ke sekolah SD Muhammadiyah tersebut. Jika tidak ada Harun, seorang anak
berusia 15 tahun dengan keterbelakangan mental yang disekolahkan ibunya agar
tidak cuma bisa mengejar anak ayam di rumah, tentu tidak pernah terjadi kisah
ini. Akhirnya SD Muhammadiyah tersebut tidak jadi ditutup dan Harun lah yang
menyelamatkan SD Muhammadiyah tersebut.
Dari sanalah dimulai cerita tentang
mereka. Mulai dari penempatan tempat duduk, pertemuan mereka dengan Pak Harfan
Efendy Noor (Kepala Sekolah SD Muhammadiyah), perkenalan mereka yang luar biasa
dimana A Kiong yang malah cengar – cengir ketika ditanyakan namanya oleh guru
mereka, Bu Muslimah, kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua
kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa
Mahar, pengalaman cinta pertama ikal, sampai pertaruhan nyawa dari seorang anak
yang bernama Lintang, dia adalah salah satu anak dari nelayan yang sangat
miskin, setiap hari Lintang mengayuh sepeda sejauh 40 km jarak dari rumahnya
menuju ke sekolah, rumah Lintang berada di desa tanjung kelumpang yaitu desa
yang letaknya sangat jauh di tepi laut, setiap hari Lintang melewati 4 kawasan
pohon nipah yang tempatnya lumayan seram, tidak jarang ada buaya yang sangat
besar melewati kawasan tersebut, walaupun begitu Lintang tetap rajin dan
bersemangat berangkat ke sekolah dan tidak pernah bolos untuk ke sekolah dan
bertemu dengan Bu Muslimah, guru yang penuh kasih namun penuh dengan komitmen
untuk mencerdaskan anak didiknya dan tidak akan pernah ada Laskar Pelangi
sebuah nama yang diberikan oleh Bu Muslimah karena kesenangan mereka terhadap
pelangi yang di saat musim hujan selalu melakukan ritual melihat pelangi pada
sore hari dengan bertengger pada dahan – dahan pohon filicium yang ada di depan
kelas mereka. Saat susah maupun senang mereka lalui di dalam kelas yang menurut
cerita pada malam harinya kelas tersebut sebagai kandang bagi hewan ternak. Di
SD Muhammadiyah itulah Ikal dan kawan – kawannya memiliki segudang kenangan
yang menarik.
Seperti saat kisah percintaan antara
Ikal dan A Ling. Pada awalnya Ikal disuruh oleh Bu Muslimah untuk membeli kapur
di toko milik keluarga A Ling. Ikal jatuh cinta pada kuku A Ling yang indah. Ia
tidak pernah menjumpai kuku seindah itu. Kemudian ia tahu bahwa pemilik kuku
yang indah tersebut adalah A Ling, Ikal pun jatuh cinta pada A Ling. Namun,
pertemuan mereka harus diakhiri karena A Ling pindah untuk menemani bibinya
yang sendiri.
Kejadian
tentang Mahar yang akhirnya menemukan ide untuk perlombaan semacam karnaval.
Mahar menemukan sebuah ide untuk menari dalam acara tersebut. Mereka para Laskar
Pelangi menari seperti orang kesetanan,hal tersebut dikarenakan kalung yang
mereka kenakan dari buah langkah dan hanya ada di Belitung, merupakan tanaman
yang membuat seluruh badan gatal. Akhirnya mereka pun menari layaknya orang
yang tengah kesurupan. Namun, berkat semua itu akhirnya SD Muhammadiyah dapat
memenangkan perlombaan tersebut.
Namun
pada suatu ketika datanglah anak yang bernama Flo, seorang anak kaya pindahan
dari Sekolah PN Timah, ia masuk di dalam kehidupan Laskar Pelangi. Sejak
kedatangan Flo di SD Muhammadiyah tersebut membawa pengaruh buruk dan negatif bagi teman – temannya terutama Mahar, yang
duduk satu bangku dengan Flo. Sejak kedatangan Flo, nilai Mahar seringkali
jelek sehingga Bu Muslimah marah dan kecewa kepada Mahar.
Hari
– hari mereka selalu dihiasi dengan canda dan tawa maupun tangisan. Namun di
balik semua keceriaan mereka, ada seorang murid yang bernama Lintang yaitu
anggota Laskar Pelangi yang perjuangannya terhadap pendidikan perlu diacungi
jempol. Ia rela menempuh jarak 80 km pulang pergi dari rumahnya untuk menuju ke
sekolah hanya untuk agar bisa belajar. Ia tidak pernah mengeluh meski saat
perjalanan menuju sekolahnya, ia harus melewati danau yang terdapat buaya di
dalamnya. Lintang merupakan salah satu murid yang paling cerdas. Terbukti saat
Lintang, Ikal, dan Sahara saat mengikuti sebuah perlombaan cerdas cermat. Ikal
dapat menantang dan mengalahkan Drs. Zulfikar, guru dari sekolah kaya PN Timah
yang berijazah dan terkenal dengan jawabannya yang membuat ia memenangkan lomba
cerdas cermat tersebut.
Namun,
semua kisah indah Laskar Pelangi harus diakhiri dengan perpisahan seorang
Lintang yang sangat cerdas dan jenius itu. Lintang dan kawan – kawan
membuktikan bahwa bukan karena fasilitas yang menunjang yang akhirnya dapat
membuat seseorang sukses maupun pintar, namun kemauan dan kerja keraslah yang
dapat mengabulkan setiap impian dari seseorang. Beberapa hari kemudian, setelah
perlombaan tersebut Lintang tidak masuk sekolah dan akhirnya kawan – kawan
Lintang dan juga Bu Muslimah mendapatkan surat dari Lintang yang berisi bahwa
Lintang tidak dapat melanjutkan sekolahnya karena ayahnya Lintang meninggal
dunia. Tentu saja hal tersebut menjadi kesedihan yang mendalam bagi anggota
Laskar Pelangi.
Beberapa
tahun kemudian, saat mereka telah beranjak dewasa, mereka semua banyak mendapat
pengalaman yang berharga dari setiap cerita di SD Muhammadiyah. Tentang sebuah
persahabatan, ketulusan, yang diperlihatkan dan diajarkan oleh Bu Muslimah,
serta sebuah mimpi yang harus mereka wujudkan. Ikal akhirnya mendapat beasiswa
dan bersekolah di Paris, sedangkan Mahar dan teman – teman lainnya menjadi
seseorang yang dapat membanggakan Belitung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar