Kamis, 26 Maret 2020

PANTUN, SYAIR, DAN GURINDAM


 SEBELUM MEMPELAJARI MATERI TENTANG PANTUN, GURINDA 
DAN SYAIR PERHATIKAN INFORMASI BERIKUT 


Puisi rakyat adalah warisan bangsa yang berupa puisi, syair, pantun, dan gurindam, yang memiliki nilai pesan moral, agama, dan budi pekerti.Sehingga sudah menjadi tugas kita sebagai generasi muda untuk terus melestarikan dan mempelajarinya. Dengan mengenal dan memahami kandungan suatu puisi rakyat akan membuat kita menjadi generasi penerus dengan nilai dan karakter yang baik, karena banyak pesan moral yang dapat diambil dari tiap puisi rakyat. Disini akan dibahas 3 jenis puisi rakyat, yaitu Gurindam, Syair, dan Pantun. Mulai dari definisi, asal, istilah yang diambil beserta artinya, dan ciri-cirinya, serta unsur kebahasaaannya
      A.      GURINDAM :
Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari negeri india. Istilah Gurindam sendiri diambil dari bahasa India, yaitu Kirindam artinya mula-mula / perumpamaan. Gurindam digunakan sebagai syarat nilai agama dan moral, sehingga dulu sangat penting dan dijadikan sebagai warisan budaya kehidupan. Tetapi setelah berkembang mulai di gantikan dengan jenis gurindam (puisi lama melayu) yang penting sebagai warisan budaya.
Ciri-ciri gurindam :
     1.       Terdiri dari 2 baris dalam 1 bait.
     2.       Tiap baris memiliki  10-14 suku kata.
     3.       Tiap baris memiliki rima sama atau bersajak (A-A, B-B, C-C, D-D).
     4.       Merupakan 1 kesatuan yang utuh.
     5.       Baris 1 berisi soal, masalah atau perjanjian.
     6.       Baris 2 berisi jawaban, akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama.
     7.       Isi gurindam berupa nasihat, filosofi hidup atau kata mutiara.
    B.      PANTUN :
Pantun adalah puisi Melayu yang mengakar dan membudaya dalam masyarakat Indonesia. Di beberapa daerah pantun dikenal dengan nama yang berbeda-beda. Contohnya Tonton dalam bahasa Togalog, Tuntun dalam bahasa Jawa, dan Pantun dalam bahasa Toba.
Ciri-ciri gurindam :
     1.       Tiap bait terdiridari 4 baris atau 4 larik.
     2.       Tiap baris terdiri atas 8-12 suku kata.
     3.       Rima akhir tiap baris adalah a-b-a-b.
     4.       Baris 1 dan 2 adalah sampiran.
     5.       Baris 3 dan 4 adalah isi.
   C.      SYAIR
Syair berasal dari persia yang dibawa bersamaan dengan masuknya islam. Syair berasal dari bahasa arab yaitu syi’ir atau syu’ur yang artinya perasaan yang menyadari, kemudian berkembang menjadi syi’ru yang artinya puisi dalam pengetahuan umum. Tapi setelah mengalami perubahan syair menjadi puisi lama khas Melayu, dan tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair Arab.
Ciri Syair :
    1.       Tiap bait terdiri dari 4 baris.
    2.       Tiap bait terdiri dari 8-14 suku kata.
    3.       Bersajak a-a-a-a.
    4.       Semua baris adalah isi.
    5.       Bahasanya berupa kiasan.
Unsur Kebahasaan Puisi Rakyat
1.       Menggunakan Kalimat Perintah :
      Kalimat perintah adalah kalimat yang berisi atau bermaksud memberikan perintah atau suruhan. 
2.       Menggunakan Kalimat Saran :
       Kalimat saran adalah kalimat yang bersi tentang saran pada orang lain untuk kebaikan orang lain.
       Konjungsi yang digunakan adalah sebaiknya, seharusnya, demi keputusan yang tepat... . 
3.       Menggunakan Kalimat Ajakan :
       Kalimat ajakan adalah kalimat yang berisi ajakan pada orang lain untuk melakuakan suatu perbuatan.
       Konjungsi yang digunakan adalah ayo dan mari. 
4.       Menggunakan Kalimat Seru :
       Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan rasa hati, seperti kagum, heran, senang, dan sedih.
       Konjungsi yang digunakan adalah alangkah, betapa, dan bukan main. 
5.       Menggunakan Kalimat Larangan :
       Kalimat larangan adalah kalimat yang berisi larangan agar orang lain tidak melakukan suatu kegiatan
       atau tindakan. Konjungsi yang digunakan adalah jangan dan hindari. 
6.       Menggunakan Kata Penghubung :
       Kata penghubung di bagi menjadi 4 macam.
             a.       Kata penghubung tujuan.
             b.      Kata penghubung sebab atau kausal.
             c.       Kata penghubung akibat.
             d.      Kata penghubung syarat.
7.       Menggunakan kalimat Tunggal :
       Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki 1 subjek atau predikat. 
8.       Menggunakan kalimat Majemuk :
       Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki lebih dari 1 subjek atau predikat. Terjadi dari
       penggabungan 2 kalimat dasar atau lebih.

Kalimat majemuk dibagi menjadi 7 macam :
   1.)     Kalimat majemuk bertingkat → adalah kalimat yang terjadi dari kalimat tunggal yang kedudukannya tidak 
          setara.
   2.)     Kalimat majemuk hubungan syarat → konjungsi yang digunakan adalah “ jika, seandainya, asalkan, 
          apabila, andaikan ”.
   3.)    Kalimat majemuk hubungan tujuan → konjungsi yang digunakan adalah “ agar, supaya, biar ”.
  4.)      Kalimat majemuk konsensip → konjungsi yang digunakan adalah “ walaupun, meskipun, biarpun, 
          kendatipun, sungguhpun ”.
  5.)     Kalimat majemuk hubungan penyebaban → konjungsi yang digunakan adalah “ sebab, karena, oleh 
         karena  itu… ”.
  6.)    Kalimat majemuk hubungan perbandingan → konjungsi yang digunakan adalah “ sehingga, sampai-sampai, 
        maka ”.
  7.)    Kalimat majemuk hubungan cara
SUMBER :
Buku Paket Bahasa Indonesia kelas 7 SMP kurikulum 2013.
Bab 5 Mewarisi Nilai Luhur dan Mengkreasikan Puisi Rakyat.
(Rangkuman Bab 5 Bab 5 Mewarisi Nilai Luhur dan Mengkreasikan Puisi Rakyat)

CONTOH PANTUN, SYAIR, DAN GURINDAM

PANTUN
A.      PANTUN JENAKA                                                    
Burung pipit turun ke rawa
Kakinya panas kena belerang
Nenek sedih jadi tertawa
Melihat kakek main kelerang
B.      PANTUN NASEHAT
Mana mungkin ada buaya
Coba lihat dengan cermat
Mana mungkin hidup bahagia
Jika pada orang tua tiada hormat
C.     PANTUN TEKA TEKI
Melihat bintang di langit kelam,
Adapun bulan tertutup abu,
Apa binatang darahnya hitam,
Janggut delapan tulangnya satu?
(Jawabannya: Cumi-cumi)
D.      PANTUN AGAMA
Tubuh dijirat paduka tuan
Tidak cacat tidak selia
Didalam surga ada penantian
Hanya untuk yang beramal mulia
E.       PANTUN CINTA
Sungguh bahaya ular berbisa,
bila tergigit akan koma,
sungguh bahagia kurasa,
bila kita slalu bersama.
F.       PANTUN ADAT
Lebat daun bunga tanjung
Berbau harum bunga cempaka
Adat dijaga pusaka dijunjung
Baru terpelihara adat pusaka
G.     PANTUN BUDI
Biarlah orang bertanam buluh
Mari kita bertanam padi
Biarlah orang bertanam musuh
Mari kita menanam budi


       SYAIR
A.      SYAIR MEMANFAATKAN WAKTU
Wahai ananda ingatlah pesan
Masa mudamu jangan abaikan
Manfaatkan waktu dengan amalan
Supaya selamat di hari kemudian
B.      SYAIR PEMAAF DAN PEMURAH
Wahai ananda intan dikarang
Ikhlaskan hati memaafkan orang
Dendam kesumat hendaklah buang
Hati pemurah hidupmu lapang
C.      SYAIR KASIH SAYANG TERHADAP SESAMA
 Wahai Ananda Intan dikarang
Hiduplah engkau berkasih sayang
Janganlah suka memusuhi orang
Sifat yang buruk hendaklah buang.
D.      SYAIR TAKWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA
Wahai Ananda Buah Hati Bunda
Berpegang teguh Kepada Agama
Beramalah Engkau Sehabis daya
Supaya Selamat dari neraka.
E.       SYAIR KEJUJURAN
Wahai ananda intan pilihan
Berterus terang janganlah segan
Apa yang benar engkau katakan
Apa yang salah engkau tunjukan


        GURINDAM 12
A.      PASAL 1
Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah ia dunia melarat
=orang yang mengerti akan kehidupan akhirat, ia tau bahwa kehidupan di dunia hanya sementara dan fana dibandingkan kehidupan di akhirat
B.      PASAL 2
Barang siapa meninggalkan sembahyang,
seperti rumah tiada bertiang.
= orang yang tidak sembahyang, maka hidupnya pasti runtuh
C.    PASAL 3
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,
daripada segala berat dan ringan.
= berhati-hati dalam berbuat sesuatu
D.    PASAL 4
Apabila dengki sudah bertanah,
datanglah daripadanya beberapa anak panah
= Rasa iri dan dengki akan mendapat penderitaan
E.    PASAL 5
Jika hendak mengenal orang mulia,
lihatlah kepada kelakuan dia.
= orang yang mulia itu, apabila ia berkelakuan baik
F.    PASAL 6
Cahari olehmu akan kawan,
pilih segala orang yang setiawan.
= carilah teman yang setia dan tidak berkhianat
G.    PASAL 7
Apabila banyak berlebih-lebihan suka,
itulah tanda hampir duka
= orang yang suka berlebih-lebihan dapat mendatangkan petaka
H.    PASAL 8
Barang siapa khianat akan dirinya,
apalagi kepada lainnya.
= jika kita membohongi diri sendiri sama saja dengan membohongi orang lain
I.      PASAL 9
Kebanyakan orang yang muda-muda,
di situlah syaitan tempat berkuda
= masa-masa muda penuh dengan godaan yang dapat menjerumuskan diri sendiri
J.     PASAL 10
Dengan anak janganlah lalai,
supaya boleh naik ke tengah balai.
= jika ingin memiliki anak yang sukses, bimbinglah dengan baik sejak dini
K.    PASAL 11
Hendak marah,
dahulukan hajat.
= menahan emosi dalam mencapai keinginan
L.     PASAL 12
Hormat akan orang yang pandai,
tanda mengenal kasa dan cindai
= berteman dengan orang pandai, akan mengetahui sesuatu yang baik

 KALU SUDAH KALIAN PELAJARI MATERI DI ATAS 
KERJAKAN SOAL-SOAL BERIKUT DENGAN CARA 
SCAN QR CODE BERIUT ATAU KLIK TAUTAN DIBAWAH QR CODE



 https://forms.gle/wLrdM16wu45yLXsSA
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar