Puisi
rakyat adalah warisan bangsa yang berupa puisi, syair, pantun, dan gurindam,
yang memiliki nilai pesan moral, agama, dan budi pekerti.Sehingga
sudah menjadi tugas kita sebagai generasi muda untuk terus melestarikan dan
mempelajarinya. Dengan mengenal dan memahami kandungan suatu puisi rakyat akan
membuat kita menjadi generasi penerus dengan nilai dan karakter yang baik, karena
banyak pesan moral yang dapat diambil dari tiap puisi rakyat. Disini
akan dibahas 3 jenis puisi rakyat, yaitu Gurindam, Syair, dan Pantun. Mulai
dari definisi, asal, istilah yang diambil beserta artinya, dan ciri-cirinya, serta
unsur kebahasaaannya
A.
GURINDAM :
Gurindam adalah puisi lama yang
berasal dari negeri india. Istilah Gurindam sendiri diambil dari bahasa India,
yaitu Kirindam artinya mula-mula / perumpamaan. Gurindam digunakan sebagai
syarat nilai agama dan moral, sehingga dulu sangat penting dan dijadikan
sebagai warisan budaya kehidupan. Tetapi setelah berkembang mulai di gantikan
dengan jenis gurindam (puisi lama melayu) yang penting sebagai warisan budaya.
Ciri-ciri gurindam :
1.
Terdiri dari 2 baris dalam 1 bait.
2.
Tiap baris memiliki 10-14 suku kata.
3.
Tiap baris memiliki rima sama atau bersajak
(A-A, B-B, C-C, D-D).
4.
Merupakan 1 kesatuan yang utuh.
5.
Baris 1 berisi soal, masalah atau perjanjian.
6.
Baris 2 berisi jawaban, akibat dari masalah atau
perjanjian pada baris pertama.
7.
Isi gurindam berupa nasihat, filosofi hidup atau
kata mutiara.
B.
PANTUN :
Pantun adalah puisi Melayu yang
mengakar dan membudaya dalam masyarakat Indonesia. Di beberapa daerah pantun
dikenal dengan nama yang berbeda-beda. Contohnya Tonton dalam bahasa Togalog,
Tuntun dalam bahasa Jawa, dan Pantun dalam bahasa Toba.
Ciri-ciri gurindam :
1.
Tiap bait terdiridari 4 baris atau 4 larik.
2.
Tiap baris terdiri atas 8-12 suku kata.
3.
Rima akhir tiap baris adalah a-b-a-b.
4.
Baris 1 dan 2 adalah sampiran.
5.
Baris 3 dan 4 adalah isi.
C.
SYAIR
Syair berasal dari persia yang
dibawa bersamaan dengan masuknya islam. Syair berasal dari bahasa arab yaitu
syi’ir atau syu’ur yang artinya perasaan yang menyadari, kemudian berkembang
menjadi syi’ru yang artinya puisi dalam pengetahuan umum. Tapi setelah
mengalami perubahan syair menjadi puisi lama khas Melayu, dan tidak lagi mengacu
pada tradisi sastra syair Arab.
Ciri Syair :
1.
Tiap bait terdiri dari 4 baris.
2.
Tiap bait terdiri dari 8-14 suku kata.
3.
Bersajak a-a-a-a.
4.
Semua baris adalah isi.
5.
Bahasanya berupa kiasan.
Unsur
Kebahasaan Puisi Rakyat
1.
Menggunakan Kalimat Perintah :Kalimat perintah adalah kalimat yang berisi atau bermaksud memberikan perintah atau suruhan.
2. Menggunakan Kalimat Saran :
Kalimat saran adalah kalimat yang bersi tentang saran pada orang lain untuk kebaikan orang lain.
Konjungsi yang digunakan adalah sebaiknya, seharusnya, demi keputusan yang tepat... .
3. Menggunakan Kalimat Ajakan :
Kalimat ajakan adalah kalimat yang berisi ajakan pada orang lain untuk melakuakan suatu perbuatan.
Konjungsi yang digunakan adalah ayo dan mari.
4. Menggunakan Kalimat Seru :
Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan rasa hati, seperti kagum, heran, senang, dan sedih.
Konjungsi yang digunakan adalah alangkah, betapa, dan bukan main.
5. Menggunakan Kalimat Larangan :
Kalimat larangan adalah kalimat yang berisi larangan agar orang lain tidak melakukan suatu kegiatan
atau tindakan. Konjungsi yang digunakan adalah jangan dan hindari.
6. Menggunakan Kata Penghubung :
Kata penghubung di bagi menjadi 4 macam.
a.
Kata penghubung tujuan.
b.
Kata penghubung sebab atau kausal.
c.
Kata penghubung akibat.
d.
Kata penghubung syarat.
7.
Menggunakan kalimat Tunggal :Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki 1 subjek atau predikat.
8. Menggunakan kalimat Majemuk :
Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki lebih dari 1 subjek atau predikat. Terjadi dari
penggabungan 2 kalimat dasar atau lebih.
Kalimat majemuk dibagi menjadi 7 macam :
1.)
Kalimat majemuk bertingkat → adalah kalimat yang
terjadi dari kalimat tunggal yang kedudukannya tidak
setara.
2.) Kalimat majemuk hubungan syarat → konjungsi yang
digunakan adalah “ jika, seandainya, asalkan,
apabila, andaikan ”.
3.)
Kalimat majemuk hubungan tujuan → konjungsi yang
digunakan adalah “ agar, supaya, biar ”.
4.)
Kalimat majemuk konsensip → konjungsi yang
digunakan adalah “ walaupun, meskipun, biarpun,
kendatipun, sungguhpun ”.
5.)
Kalimat majemuk hubungan penyebaban → konjungsi
yang digunakan adalah “ sebab, karena, oleh
karena itu… ”.
6.)
Kalimat majemuk hubungan perbandingan →
konjungsi yang digunakan adalah “ sehingga, sampai-sampai,
maka ”.
7.)
Kalimat majemuk hubungan cara
SUMBER :
Buku Paket Bahasa Indonesia kelas 7 SMP kurikulum 2013.
Bab 5 Mewarisi Nilai Luhur dan Mengkreasikan Puisi Rakyat.
(Rangkuman Bab 5 Bab 5 Mewarisi Nilai Luhur dan
Mengkreasikan Puisi Rakyat)
CONTOH PANTUN, SYAIR, DAN GURINDAM
PANTUN
CONTOH PANTUN, SYAIR, DAN GURINDAM
PANTUN
A.
PANTUN JENAKA
Burung pipit turun ke rawa
Kakinya panas kena belerang
Nenek sedih jadi tertawa
Melihat kakek main kelerang
B. PANTUN NASEHAT
Mana mungkin ada
buaya
Coba lihat dengan cermat
Mana mungkin hidup bahagia
Jika pada orang tua tiada hormat
Coba lihat dengan cermat
Mana mungkin hidup bahagia
Jika pada orang tua tiada hormat
C.
PANTUN
TEKA TEKI
Melihat bintang
di langit kelam,
Adapun bulan tertutup abu,
Apa binatang darahnya hitam,
Janggut delapan tulangnya satu?
(Jawabannya: Cumi-cumi)
Adapun bulan tertutup abu,
Apa binatang darahnya hitam,
Janggut delapan tulangnya satu?
(Jawabannya: Cumi-cumi)
D.
PANTUN AGAMA
Tubuh dijirat
paduka tuan
Tidak cacat tidak selia
Didalam surga ada penantian
Hanya untuk yang beramal mulia
E.
PANTUN CINTA
Sungguh bahaya ular berbisa,
bila tergigit akan koma,
sungguh bahagia kurasa,
bila kita slalu bersama.
bila tergigit akan koma,
sungguh bahagia kurasa,
bila kita slalu bersama.
F.
PANTUN ADAT
Lebat daun bunga tanjung
Berbau harum bunga cempaka
Adat dijaga pusaka dijunjung
Baru terpelihara adat pusaka
Berbau harum bunga cempaka
Adat dijaga pusaka dijunjung
Baru terpelihara adat pusaka
G.
PANTUN BUDI
Biarlah orang bertanam buluh
Mari kita bertanam padi
Biarlah orang bertanam musuh
Mari kita menanam budi
Mari kita bertanam padi
Biarlah orang bertanam musuh
Mari kita menanam budi
SYAIR
A.
SYAIR MEMANFAATKAN WAKTU
Wahai ananda
ingatlah pesan
Masa mudamu
jangan abaikan
Manfaatkan
waktu dengan amalan
Supaya selamat
di hari kemudian
B.
SYAIR
PEMAAF DAN PEMURAH
Wahai ananda
intan dikarang
Ikhlaskan
hati memaafkan orang
Dendam
kesumat hendaklah buang
Hati pemurah
hidupmu lapang
C. SYAIR KASIH SAYANG TERHADAP SESAMA
Wahai Ananda Intan dikarang
Hiduplah engkau
berkasih sayang
Janganlah
suka memusuhi orang
Sifat yang
buruk hendaklah buang.
D. SYAIR TAKWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA
Wahai Ananda
Buah Hati Bunda
Berpegang
teguh Kepada Agama
Beramalah
Engkau Sehabis daya
Supaya
Selamat dari neraka.
E. SYAIR KEJUJURAN
Wahai ananda intan
pilihan
Berterus
terang janganlah segan
Apa yang
benar engkau katakan
Apa yang
salah engkau tunjukan
GURINDAM 12
A. PASAL 1
Barang siapa mengenal
akhirat,
tahulah ia dunia melarat
=orang yang mengerti akan
kehidupan akhirat, ia tau bahwa kehidupan di dunia hanya sementara dan fana
dibandingkan kehidupan di akhirat
B. PASAL 2
Barang siapa meninggalkan
sembahyang,
seperti rumah tiada
bertiang.
= orang yang tidak sembahyang, maka hidupnya
pasti runtuh
C.
PASAL 3
Bersungguh-sungguh engkau
memeliharakan tangan,
daripada segala berat dan
ringan.
= berhati-hati dalam
berbuat sesuatu
D.
PASAL 4
Apabila dengki sudah bertanah,
datanglah daripadanya beberapa anak panah
= Rasa iri dan dengki akan mendapat
penderitaan
E.
PASAL 5
Jika hendak mengenal orang mulia,
lihatlah kepada kelakuan dia.
= orang yang mulia itu, apabila ia
berkelakuan baik
F.
PASAL 6
Cahari olehmu akan kawan,
pilih segala orang yang
setiawan.
= carilah teman yang setia
dan tidak berkhianat
G.
PASAL 7
Apabila banyak
berlebih-lebihan suka,
itulah tanda hampir duka
= orang yang suka berlebih-lebihan dapat
mendatangkan petaka
H.
PASAL 8
Barang siapa khianat akan
dirinya,
apalagi kepada lainnya.
= jika kita membohongi diri sendiri sama saja
dengan membohongi orang lain
I.
PASAL 9
Kebanyakan orang yang
muda-muda,
di situlah syaitan tempat
berkuda
= masa-masa muda penuh
dengan godaan yang dapat menjerumuskan diri sendiri
J.
PASAL 10
Dengan anak janganlah
lalai,
supaya boleh naik ke tengah
balai.
= jika ingin memiliki anak
yang sukses, bimbinglah dengan baik sejak dini
K.
PASAL 11
Hendak marah,
dahulukan hajat.
= menahan emosi dalam
mencapai keinginan
L.
PASAL 12
Hormat akan orang yang
pandai,
tanda mengenal kasa dan
cindai
= berteman dengan orang
pandai, akan mengetahui sesuatu yang baik
KALU SUDAH KALIAN PELAJARI MATERI DI ATAS
KERJAKAN SOAL-SOAL BERIKUT DENGAN CARA
SCAN QR CODE BERIUT ATAU KLIK TAUTAN DIBAWAH QR CODE
https://forms.gle/wLrdM16wu45yLXsSA