Kamis, 26 Maret 2020

PANTUN, SYAIR, DAN GURINDAM


 SEBELUM MEMPELAJARI MATERI TENTANG PANTUN, GURINDA 
DAN SYAIR PERHATIKAN INFORMASI BERIKUT 


Puisi rakyat adalah warisan bangsa yang berupa puisi, syair, pantun, dan gurindam, yang memiliki nilai pesan moral, agama, dan budi pekerti.Sehingga sudah menjadi tugas kita sebagai generasi muda untuk terus melestarikan dan mempelajarinya. Dengan mengenal dan memahami kandungan suatu puisi rakyat akan membuat kita menjadi generasi penerus dengan nilai dan karakter yang baik, karena banyak pesan moral yang dapat diambil dari tiap puisi rakyat. Disini akan dibahas 3 jenis puisi rakyat, yaitu Gurindam, Syair, dan Pantun. Mulai dari definisi, asal, istilah yang diambil beserta artinya, dan ciri-cirinya, serta unsur kebahasaaannya
      A.      GURINDAM :
Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari negeri india. Istilah Gurindam sendiri diambil dari bahasa India, yaitu Kirindam artinya mula-mula / perumpamaan. Gurindam digunakan sebagai syarat nilai agama dan moral, sehingga dulu sangat penting dan dijadikan sebagai warisan budaya kehidupan. Tetapi setelah berkembang mulai di gantikan dengan jenis gurindam (puisi lama melayu) yang penting sebagai warisan budaya.
Ciri-ciri gurindam :
     1.       Terdiri dari 2 baris dalam 1 bait.
     2.       Tiap baris memiliki  10-14 suku kata.
     3.       Tiap baris memiliki rima sama atau bersajak (A-A, B-B, C-C, D-D).
     4.       Merupakan 1 kesatuan yang utuh.
     5.       Baris 1 berisi soal, masalah atau perjanjian.
     6.       Baris 2 berisi jawaban, akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama.
     7.       Isi gurindam berupa nasihat, filosofi hidup atau kata mutiara.
    B.      PANTUN :
Pantun adalah puisi Melayu yang mengakar dan membudaya dalam masyarakat Indonesia. Di beberapa daerah pantun dikenal dengan nama yang berbeda-beda. Contohnya Tonton dalam bahasa Togalog, Tuntun dalam bahasa Jawa, dan Pantun dalam bahasa Toba.
Ciri-ciri gurindam :
     1.       Tiap bait terdiridari 4 baris atau 4 larik.
     2.       Tiap baris terdiri atas 8-12 suku kata.
     3.       Rima akhir tiap baris adalah a-b-a-b.
     4.       Baris 1 dan 2 adalah sampiran.
     5.       Baris 3 dan 4 adalah isi.
   C.      SYAIR
Syair berasal dari persia yang dibawa bersamaan dengan masuknya islam. Syair berasal dari bahasa arab yaitu syi’ir atau syu’ur yang artinya perasaan yang menyadari, kemudian berkembang menjadi syi’ru yang artinya puisi dalam pengetahuan umum. Tapi setelah mengalami perubahan syair menjadi puisi lama khas Melayu, dan tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair Arab.
Ciri Syair :
    1.       Tiap bait terdiri dari 4 baris.
    2.       Tiap bait terdiri dari 8-14 suku kata.
    3.       Bersajak a-a-a-a.
    4.       Semua baris adalah isi.
    5.       Bahasanya berupa kiasan.
Unsur Kebahasaan Puisi Rakyat
1.       Menggunakan Kalimat Perintah :
      Kalimat perintah adalah kalimat yang berisi atau bermaksud memberikan perintah atau suruhan. 
2.       Menggunakan Kalimat Saran :
       Kalimat saran adalah kalimat yang bersi tentang saran pada orang lain untuk kebaikan orang lain.
       Konjungsi yang digunakan adalah sebaiknya, seharusnya, demi keputusan yang tepat... . 
3.       Menggunakan Kalimat Ajakan :
       Kalimat ajakan adalah kalimat yang berisi ajakan pada orang lain untuk melakuakan suatu perbuatan.
       Konjungsi yang digunakan adalah ayo dan mari. 
4.       Menggunakan Kalimat Seru :
       Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan rasa hati, seperti kagum, heran, senang, dan sedih.
       Konjungsi yang digunakan adalah alangkah, betapa, dan bukan main. 
5.       Menggunakan Kalimat Larangan :
       Kalimat larangan adalah kalimat yang berisi larangan agar orang lain tidak melakukan suatu kegiatan
       atau tindakan. Konjungsi yang digunakan adalah jangan dan hindari. 
6.       Menggunakan Kata Penghubung :
       Kata penghubung di bagi menjadi 4 macam.
             a.       Kata penghubung tujuan.
             b.      Kata penghubung sebab atau kausal.
             c.       Kata penghubung akibat.
             d.      Kata penghubung syarat.
7.       Menggunakan kalimat Tunggal :
       Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki 1 subjek atau predikat. 
8.       Menggunakan kalimat Majemuk :
       Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki lebih dari 1 subjek atau predikat. Terjadi dari
       penggabungan 2 kalimat dasar atau lebih.

Kalimat majemuk dibagi menjadi 7 macam :
   1.)     Kalimat majemuk bertingkat → adalah kalimat yang terjadi dari kalimat tunggal yang kedudukannya tidak 
          setara.
   2.)     Kalimat majemuk hubungan syarat → konjungsi yang digunakan adalah “ jika, seandainya, asalkan, 
          apabila, andaikan ”.
   3.)    Kalimat majemuk hubungan tujuan → konjungsi yang digunakan adalah “ agar, supaya, biar ”.
  4.)      Kalimat majemuk konsensip → konjungsi yang digunakan adalah “ walaupun, meskipun, biarpun, 
          kendatipun, sungguhpun ”.
  5.)     Kalimat majemuk hubungan penyebaban → konjungsi yang digunakan adalah “ sebab, karena, oleh 
         karena  itu… ”.
  6.)    Kalimat majemuk hubungan perbandingan → konjungsi yang digunakan adalah “ sehingga, sampai-sampai, 
        maka ”.
  7.)    Kalimat majemuk hubungan cara
SUMBER :
Buku Paket Bahasa Indonesia kelas 7 SMP kurikulum 2013.
Bab 5 Mewarisi Nilai Luhur dan Mengkreasikan Puisi Rakyat.
(Rangkuman Bab 5 Bab 5 Mewarisi Nilai Luhur dan Mengkreasikan Puisi Rakyat)

CONTOH PANTUN, SYAIR, DAN GURINDAM

PANTUN
A.      PANTUN JENAKA                                                    
Burung pipit turun ke rawa
Kakinya panas kena belerang
Nenek sedih jadi tertawa
Melihat kakek main kelerang
B.      PANTUN NASEHAT
Mana mungkin ada buaya
Coba lihat dengan cermat
Mana mungkin hidup bahagia
Jika pada orang tua tiada hormat
C.     PANTUN TEKA TEKI
Melihat bintang di langit kelam,
Adapun bulan tertutup abu,
Apa binatang darahnya hitam,
Janggut delapan tulangnya satu?
(Jawabannya: Cumi-cumi)
D.      PANTUN AGAMA
Tubuh dijirat paduka tuan
Tidak cacat tidak selia
Didalam surga ada penantian
Hanya untuk yang beramal mulia
E.       PANTUN CINTA
Sungguh bahaya ular berbisa,
bila tergigit akan koma,
sungguh bahagia kurasa,
bila kita slalu bersama.
F.       PANTUN ADAT
Lebat daun bunga tanjung
Berbau harum bunga cempaka
Adat dijaga pusaka dijunjung
Baru terpelihara adat pusaka
G.     PANTUN BUDI
Biarlah orang bertanam buluh
Mari kita bertanam padi
Biarlah orang bertanam musuh
Mari kita menanam budi


       SYAIR
A.      SYAIR MEMANFAATKAN WAKTU
Wahai ananda ingatlah pesan
Masa mudamu jangan abaikan
Manfaatkan waktu dengan amalan
Supaya selamat di hari kemudian
B.      SYAIR PEMAAF DAN PEMURAH
Wahai ananda intan dikarang
Ikhlaskan hati memaafkan orang
Dendam kesumat hendaklah buang
Hati pemurah hidupmu lapang
C.      SYAIR KASIH SAYANG TERHADAP SESAMA
 Wahai Ananda Intan dikarang
Hiduplah engkau berkasih sayang
Janganlah suka memusuhi orang
Sifat yang buruk hendaklah buang.
D.      SYAIR TAKWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA
Wahai Ananda Buah Hati Bunda
Berpegang teguh Kepada Agama
Beramalah Engkau Sehabis daya
Supaya Selamat dari neraka.
E.       SYAIR KEJUJURAN
Wahai ananda intan pilihan
Berterus terang janganlah segan
Apa yang benar engkau katakan
Apa yang salah engkau tunjukan


        GURINDAM 12
A.      PASAL 1
Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah ia dunia melarat
=orang yang mengerti akan kehidupan akhirat, ia tau bahwa kehidupan di dunia hanya sementara dan fana dibandingkan kehidupan di akhirat
B.      PASAL 2
Barang siapa meninggalkan sembahyang,
seperti rumah tiada bertiang.
= orang yang tidak sembahyang, maka hidupnya pasti runtuh
C.    PASAL 3
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,
daripada segala berat dan ringan.
= berhati-hati dalam berbuat sesuatu
D.    PASAL 4
Apabila dengki sudah bertanah,
datanglah daripadanya beberapa anak panah
= Rasa iri dan dengki akan mendapat penderitaan
E.    PASAL 5
Jika hendak mengenal orang mulia,
lihatlah kepada kelakuan dia.
= orang yang mulia itu, apabila ia berkelakuan baik
F.    PASAL 6
Cahari olehmu akan kawan,
pilih segala orang yang setiawan.
= carilah teman yang setia dan tidak berkhianat
G.    PASAL 7
Apabila banyak berlebih-lebihan suka,
itulah tanda hampir duka
= orang yang suka berlebih-lebihan dapat mendatangkan petaka
H.    PASAL 8
Barang siapa khianat akan dirinya,
apalagi kepada lainnya.
= jika kita membohongi diri sendiri sama saja dengan membohongi orang lain
I.      PASAL 9
Kebanyakan orang yang muda-muda,
di situlah syaitan tempat berkuda
= masa-masa muda penuh dengan godaan yang dapat menjerumuskan diri sendiri
J.     PASAL 10
Dengan anak janganlah lalai,
supaya boleh naik ke tengah balai.
= jika ingin memiliki anak yang sukses, bimbinglah dengan baik sejak dini
K.    PASAL 11
Hendak marah,
dahulukan hajat.
= menahan emosi dalam mencapai keinginan
L.     PASAL 12
Hormat akan orang yang pandai,
tanda mengenal kasa dan cindai
= berteman dengan orang pandai, akan mengetahui sesuatu yang baik

 KALU SUDAH KALIAN PELAJARI MATERI DI ATAS 
KERJAKAN SOAL-SOAL BERIKUT DENGAN CARA 
SCAN QR CODE BERIUT ATAU KLIK TAUTAN DIBAWAH QR CODE



 https://forms.gle/wLrdM16wu45yLXsSA
 

MATERI DRAMA

Sebelum menuju materi DRAMA baca informasi berikut

 



Pengertian Drama
Drama merupakan salah satu dari bentuk karya sastra yang menggambarkan atau mengilustrasikan kehidupan dengan menyampaikan konflik dengan melalui dialog. Didalam sebuah drama terdapat unsur intrinsik, yakni unsur yang membangun sebuah karya sastra terdapat di dalamnya.
Jenis Drama
Dengan beerdasarkan penyajian lakon, drama tersebut dapat dibedakan menjadi delapan (8) jenis, diantaranya sebagai berikut:
  1. Tragedi
    merupakan sebuah drama yang penuh dengan kesedihan
  2. Komedi
    merupakan sebuah drama penggeli hati yang penuh dengan kelucuan.
  3. Tragekomedi
    merupakan sebuah perpaduan antara drama tragedi dan komedi.
  4. Opera
    merupakan sebuah drama yang dialognya dinyanyikan dengan diiringi musik.
  5. Melodrama
    merupakan sebuah drama yang dialognya diucapkan dengan diiringi melodi/musik.
  6. Farce
    merupakan sebuah drama yang menyerupai dagelan, tetapi tidak sepenuhnya dagelan.
  7. Tablo
    merupakan sebuah jenis drama yang mengutamakan gerak, para pemainnya tidak mengucapkan dialog, tetapi hanya melakukan gerakan-gerakan.
  8. Sendratari
    merupakan sebuah gabungan antara seni drama dan seni tari.
Dengan berdasarkan sarana pementasannya, pembagian jenis drama tersebut dibagi diantaranya:
  1. Drama Panggung
    merupakan sebuah drama yang dimainkan oleh para aktor dipanggung.
  2. Drama Radio
    merupakan sebuah drama radio tidak bisa dilihat dan diraba, tetapi hanya bisa didengarkan oleh penikmat.
  3. Drama Televisi
    merupakan sebuah hampir sama dengan drama panggung, hanya bedanya drama televisi tak dapat diraba.
  4. Drama Film
    merupakan sebuah drama film menggunakan layar lebar dan biasanya dipertunjukkan di bioskop.
  5. Drama Wayang
    merupakan sebuah drama yang diiringi pegelaran wayang.
  6. Drama Boneka
    merupakan sebuah para tokoh drama digambarkan dengan boneka yang dimainkan oleh beberapa orang.
Jenis drama selanjutnya adalah dengan berdasarkan ada atau tidaknya naskah drama. Pembagian jenis drama berdasarkan naskah drama ini, antara lain:
  1. Drama Tradisional
    merupakan sebuah tontonan drama yang tidak menggunakan naskah.
  2. Drama Modern
    merupakan sebuah tontonan drama menggunakan naskah.
Struktur Drama
Berikut merupakan 3 struktur drama:
  1. Prolog (adegan pembukaan).
  2. Dialog (percakapan).
  3. Epilog (adegan akhir atau penutup).
Ciri-Ciri Drama
Ciri-ciri drama adalah seperti yang berikut:
  1. Harus ada konfliks
  2. Harus ada aksi
  3. Harus dilakonkan
  4. Tempo masa kurang daripada 3 jam
  5. Tiada ulangan dalam satu masa
Unsur-Unsur Drama
Unsur- unsur tersebut, diantaranya sebagai berikut:
Tokoh
Tokoh merupakan orang yang berperan dalam sebuah drama. Tokoh tersebut dapat dibedakan menjadi berikut.
Berdasarkan sifatnya
tokoh diklasifikasikan diantaranya sebagai berikut.
  • Tokoh protagonis, yakni tokoh utama yang mendukung cerita.
  • Tokoh antagonis, yakni tokoh penentang cerita.
  • Tokoh tritagonis, yakni tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonis maupun untuk tokoh antagonis.
Berdasarkan perannya
tokoh uty diklasifikasikan menjadi tiga (3), yakni sebagai berikut:
  • Tokoh sentral, yakni tokoh-tokoh yang paling menentukan dalam sebuah drama. Tokoh sentral adalah penyebab dari terjadinya konflik. Tokoh sentral tersebut meliputi tokoh protagonis serta juga tokoh antagonis.
  • Tokoh utama, yakni tokoh pendukung ataupun penentang tokoh sentral bisa juga sebagai perantara dari tokoh sentral. Dalam hal ini ialah tokoh tritagonis.
  • Tokoh pembantu, yakni tokoh-tokoh yang memegang peran sebagai pelengkap atau tambahan dalam rangkaian cerita
Perwatakan/Penokohan
Perwatakan/penokohan merupakan penggambaran sifat batin seseorang tokoh yang disajikan didalam suatu cerita. Perwatakan tokoh-tokoh dalam drama itu digambarkan dengan melalui dialog, ekspresi, atau tingkah Iaku sang tokoh. Watak dari para tokoh itu digambarkan dalam tiga dimensi (watak dimensional) sebagai berikut.
  1. Keadaan fisik, diilustrasikan dengan melalui umurjenis kelamin, ciri-ciri tubuh, cacat jasmani, ciri khas yang menonjol, raut muka, kesukaan, tinggi/pendek, suku bangsa, kurus/ gemuk, atau suka senyum/cemberut.
  2. Keadaan psikis, ini melingkupi watak, kegemaran,standar moral, temperamental, ambisi, psikologis yang dialami, mental, dan keadaan emosi.
  3. Keadaan sosiologis, ini melingkupi jabatan, pekeijaan, kelas sosial, ras, agama, dan ideologi.
Setting atau Latar
Setting ataupun tempat kejadian cerita sering disebut juga sebagai latar cerita Setting melingkupi tiga dimensi, antara lain sebagai berikut
  1. Setting tempat merupakan tempat terjadinya cerita didalam sebuah drama, Setting tempat tidak dapat berdiri sendiri. Setting tempat tersebut berhubungan dengan setting ruang serta waktu.
  2. Setting waktu merupakan waktu/zaman/periode sejarah terjadinya cerita didalam sebuah drama.
  3. Setting suasana merupakan suasana yang mendukung terjadinya cerita. Setting cerita tersebut dapat didukung dengan tata suara atau juga tata lampu saat pementasan drama,
Tema
Tema adalah gagasan pokok atau juga ide yang mendasari pembuatan dari sebuah drama. Tema yang biasa diangkat dalam drama tersebut, melingkupi: masalah percintaan, kritik sosial, kemiskinan, kesenjangan sosial, penindasan, keluarga yang retak, patriotisme, perikemanusiaan,ketuhanan, dan renungan hidup
Amanat atau Pesan Pengarang
Amanat merupakan pesan yang disampaikan oleh pengarang kepada para pembaca atau penonton dengan melalui karyanya (termasuk drama). Amanat tersebut memiliki sifat kias subjektif dan umum, sedangkan untuk tema bersifat lugas, objektif, serta juga khusus. Amanat drama itu selalu berhubungan dengan tema drama.
Dialog (Percakapan)
Ciri khas naskah drama tersebut berbentuk cakapan atau dialog, Dibawah ini merupakan beberapa hal yang berkaitan dengan dialog dalam naskah drama.
  1. Dialog tersebut harus mencerminkan percakapan sehari-hari, karena didalama drama itu merupakan mimetik (tiruan) dari kehidupan sehari-hari.
  2. Ragam bahasa dalam dialog drama tersebut menggunakan bahasa lisan yang komunikatif serta juga bukan ragam bahasa tulis.
  3. Diksi (pilihan kata) yang digunakan didalam sebuah drama juga harus berhubungan dengan konflik serta plot.
  4. Dialog dalam naskah drama tersebut juga harus bersifat estetis, artinya adalah memiliki bahasa yang indah.
  5. Dialog juga harus dapat mewakili tokoh yang dibawakan, baik  ituwatak secara psikologis, sosiologis, ataupun juga fisiologis.
Konflik
Konflik merupakan pertentangan atau juga masalah dalam drama. Konflik tersebut dibedakan menjadi dua, konflik eksternal dan internal.
  • Konflik eksternal merupakan sebuah konflik yang terjadi antara tokoh dengan sesuatu yang berada di luar dirinya.
  • Konflik internal merupakan konflik yang terjadi antara tokoh dengan dirinya sendiri.
Tahapan Drama
Dalam perkembangannya drama tersebut berarti suatu karangan prosa atau juga puisi yang disusun dalam bentuk percakapan serta dapat dipentaskan. Dalam mementaskan drama tersebut perlu waktu dan proses yang panjang. Proses tersebut ialah sebagai berikut.
Penelitian atau Penyeleksian Naskah
  1. Naskah drama tersebut diseleksi apakah layak serta juga dapat dipentaskan atau tidak.
  2. Penafsiran atau Penghayatan Naskah
  3. Naskah drama itu ditafsirkan mengenai isi, latar, cerita, tokoh, watak tokoh, dan jalan ceritanya. ,
Pemilihan Peran atau Tokoh
Pemilihan peran tersebut disebut juga dengan casting. Dalam proses tersebut para pemain drama itu ditunjuk menjadi salah satu tokoh didalam naskah drama. Pemain yang sudah ditunjuk tersebut harus memahami watak, sifat, tingkah laku, serta juga gerakan tokoh yang akan diperankannya.
Latihan
Para pemain drama tersebut juga harus benar-benar berlatih dalam memerankan tokoh. Pemain harus dapat mengekspresikan dialog yang telah dipelajari.
Memerankan Drama
Dibawah ini merupakan beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan dalam memerankan naskah drama,
  • Tiap-tiap kata itu harus diucapkan dengan jelas.
  • Bagus pada Tekanan keras lembutnya pengucapan (tekanan dinamik).
  • Tekanan tinggi rendahnya suatu pengucapan suatu kata didalam kalimat (tekanan nada).
  • Tekanan cepat lambatnya suatu pengucapan suatu kata didalamkalimat (tekanan tempo).
  • Pengucapan pengembangan, tersebut dapat dicapai denganmelalui cara sebagai berikut, yaitu: menaikkan volume suara, menaikkan tinggi pada nada, menaikkan kecepatan pada tempo suara, serta juga mengurangi volume tinggi nada dan juga kecepatan tempo suara?
  • Menunjukkan gerakan tubuh (gerak-gerik) serta juga ekspresi wajah (mimik) yang sesuai dengan karakter atau juga watak tokoh yang dimainkan atau diperankan. Melalui mimik serta juga gerak tubuh pemain yang harus dapat menunjukkan perasaan yang sedang dialami oleh tokoh yang sedang diperankan.
  • Watak tokoh didalam sebuah drama terlihat didalam percakapan antartokoh. Dalam percakapan tersebut tergambar sifat serta juga tingkah laku tiap-tiap tokoh.
CONTOH TEKS DRAMA


“Perjuangan Seorang Anak”

          Disebuah perkampungan kumuh di dekat kolong jembatan pinggiran kota Jakarta, hidup sebuah keluarga didalam gubuk yang sempit dan sederhana. Ekonomi dikeluarga itu pun sungguh memprihatinkan.

          Disitu terdapat sorang bapak, dan kedua anaknya yang masih kecil. Sepeninggal istinya sejak setahun lalu, sifat sang ayah menjadi pemarah, pemalas, dan kasar terhadap kedua anaknya. Ayahnya selalu menyuruh kedua anaknya untuk mengamen dijalanan untuk mencari uang, sedangkan ayahnya hanya bermalas-malasan saja dirumah.

Mika : “Pak... bangun, udah siang ini pak. Apa bapak tidak bekerja?” (membangunkan bapaknya)

Bapak : “Heh.. apa sih? Bapak masih ngantuk.

Mika : “ Itu pak, adik nangis minta makan dari tadi malam kan belum makan pak.”

Yana : “Aduh perutku sakit kak... huhuhuh.....” (merintih kesakitan)

Bapak : “Ahh ya sudah sanah kamu saja yang cari makan. Sekarang kamu ngamen sana! Cepat pergi...!!! bapak masih ngantuk ini jangan diganggu...! (sambil memarahi anaknya)

Mika : “Iya ya udah pak aku sama yana pergi ngamen dulu. Assalamu’alaikum..” (sedikit kesal sambil memegang tangan adiknya pergi meninggalkan rumah)

Bapak : “Wa’alaikum salam... cari uang yang banyak..!!

          Di lampu merah dijalanan raya tempat mengamen....

Yana : “Kak aku lapar sekali sudah tidak kuat lagi kak...” (menangis memegangi perutnya)

Mika : “Ya udah dek, kamu duduk saja disini ya! Jangan pergi – pergi, kakak mau ngamen dulu habis itu beli makan buat kamu ya!

Yana : “Iya kak...

          Pergi meninggalkan adiknya untuk mengamen di seberang jalan.

Yana : “Aduh, kakak mana ya? Kok tidak kesini-sini? Aku udah lapar banget ini... aku mau cari kakak.” (berjalan sambil melamun mencari kakak, dan menyebrang jalan memanggil kakaknya)

          Tiba – tiba tidak terduga muncul mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi ke arahnya.

Pak Sugino : “Awas nak...!!! minggir!” (terus menyetir hingga akhirnya anak itu tertabrak)

Yana : “Aaaaaaa.......” (keget, teriak, dan akhirnya tertabrak)

Bu Neni : “Asstagfirullah ya ampyun, OMG papih....!! gimana sih???” (kaget dan marah)

Pak Sugino : “Aduh papih gak sengaja. Ya sudah ayo turun dan kita tolong anak itu!” (turun dari mobil dengan perasaan cemas)

Bu Neni : “Iya – iya pih sebelum nyawanya hilang sia – sia...”

Mika : (datang tiba – tiba) asstagfirullah... ade?? (menitihkan air mata)

Pak Sugino : “Kami minta maaf ya dek, ayo dek kita naik ke mobil dan kita bawa ke rumah sakit! (menaikkan ke mobil)

Mika : “Iya pak, terimakasih!”

          Menuju ke rumah sakit. Ketika sedang diperiksa...

Yana : “Kak, aku dimana ini? (kebingungan)

Mika : “Kamu di rumah sakit, tadi kamu kecelakaan dek.. (sedikit menangis)

Dokter : “Tenang dek, kamu sedang diperiksa”

Yana : “Aku pusing sama sakit banget kak... (merintih kesakitan)

Pak Sugino : “Iya sabar dulu ya dek, diperiksa dulu... (mengelus kepalanya)

Dokter : “Alhamdulillah itu hanya luka ringan kok.”

Mika : “Lalu apa obatnya dok?”

Dokter : “Ini resep obatnya. Silahkan ditebus di apotek rumah sakit ini”

Pak Sugino : “Oh iya, terimakasih dok”

          Setelah menebus obat di apotek rumah sakit..

Bu Neni : “Rumah kamu dimana nak? (bertannya sambil mengelus pundaknya)

Mika : “Di perkampungan Cikalua  dekat kolong jembatan bu. (mengusap air mata)

Bu Neni : “Ya sudah, ayo kita ke rumahmu. Ayo pih kita antar! (naik mobil bersama Mika dan Yana yang sudah agak pulih)

          Sesampainya di rumah...

Pak Sugino : “Assalau’alikum..” (mengetok pintu)

Bapak : “Iya-iya bentar.” (membuka pintu) ada apa pak?

Bu Neni : “Begini pak, kami mau mengantarkan anak bapak yang tadi kami tidak sengaja menabraknya ketika di lampu merah pak.” (menjelaskan)

Bapak : “Hah benarkah bu?? Maksudnya Yana anak saya tertabrak? Sekarang mana dia? Bagaimana kondisinya?” (sedikit sedih dan kaget)

Mika & Yana : “Bapak....!” (keluar dari mobil)

Bapak : “Anakku.... Maafkan bapak ya, sudah sering kasar sama kalian, dan tidak merawatmu dengan baik semenjak meninggalnya ibumu. (terharu) Ya sudah silahkan masuk dulu pak, bu!” (mempersilahkan)

Pak Sugino : “Iya – iya pak terimakasih..” (duduk di lesehan karpet)

Bu Neni : “Kalau boleh tau pekerjaan bapak apa ya?”

Bapak : “Ahah saya hanya pengangguran bu, sehari – hari saya hanya merenung dan memikirkan ekonomi keluarga yang memprihatinkan, dan memperoleh uang dari hasil ngamen anak – anak saya bu, pak..” (menggaruk – garuk kepala sedikit malu)

Pak Sugiono : “Oh apa begini saja pak, sebagai permintaan maaf kami. Apakah bapak mau bekerja di perusahaan saya sebagai Office Boy (OB) yang kebetulan sedang ada lowongan pekerjaan? Dan Mika, Yana akan kami sekolahkan gratis pak?”

Bapak : “Wah, benarkah pak? Kalau begitu terimakasih banyak pak, bu.. saya dan anak – anak pasti mau. Sungguh bapak dan ibu adalah orang yang mulia. Terimakasih bu, pak... (mencium tangan)

Yana : “Horee alhamdulillah ya kak...”

Mika : “Iya dek, wah terimakasih banyak ya bu, pak....” (senang)

Bu Neni : “Iya dek, sama - sama ya, Yana dan Mika kami juga minta maaf...” (mengelus pundaknya)

Pak Sugino : “Ya sudah pak, kami mau pamit dulu ya pak, terimakasih. Assalau’alaikum..!

Bapak, Mika, Yana : “Wa’alaikumsalam....!! (melambaikan tengan dengan senyum kebahagiaan)

 

          Begitulah akhir dari cerita drama “perjuangan seorang anak”, hikmah yang dapat didapat adalah kita harus tetap semangat dalam menjalani hidup, dan janganlah mudah putus asa atas semua cobaan – cobaan yang sedang kita jalani, dan bersikap saling tolong – menolonglah dengan sesama manusia yang sedang saling membutuhkan supaya hidup menjadi aman, damai, dan tentram. Sekian, mohon maaf bila ada kesalahan. Wassalamu’alikum wr. wb.

 

SETELAH MEBACA MATERI DI ATAS KERJAKAN SOAL BERIKUT! SCAN BAR CODE BERIKUT UNTUK MENDAPATKAN SOAL ATAU KLIK LINK DI BAWAH BAR CODE!

 

 

https://forms.gle/NKF68EqrHJzV5s2k8